NOL.
Akhirnya kesampaian juga menempati lagi rumah yang sudah lama tidak ditinggali karena ditinggal pergi penghuninya entah kemana.
Hmm.. Kenapa ya Harus Menulis?..
Yap.. ini yang akan dibahas pertama mengawali syukuran menempati rumah baru. Hihi..
Bermula dari buku kecil “Ternyata Menulis itu Mudah dan Menghasilkan Uang” yang ternyata pengarangnya tetangga saya sendiri, anak ITS.
KENAPA HARUS MENULIS??
“Sejarah hanya ditulis dengan nuansa dua warna, hitam tinta para ulama dan merah darah para syuhada.” -Abdullah Azam-
· Agar hidup selamanya
Ketika sebuah untaian kata diucapkan disaat yang tepat dan didengarkan oleh orang yang tepat pula, kata itu bisa menjadi sumber kekuatan yang luar biasa. Tetapi sekali lagi, itu hanya bisa terjadi di saat yang tepat dan didengar oleh orang yang tepat pula. Ketika kata telah diucapkan, tak lama ia akan hilang ditelan angin. Musnah. Tak tersisa. Namun tidak dengan tulisan. Tulisan sanggup menembus zaman, melintasi batas-batas geografis, menyebar dan menerjang ke berbagai penjuru. Ia sanggup menginspirasi siapa saja yang membacanya.
“Aku,” kata Zawawi Imron, “ada karena aku menulis. Ketika aku tak meninggalkan tulisan apa pun ketika aku mati nanti, aku menjadi tiada. Benar-benar tiada dalam arti sesungguhnya. Namun bila aku meninggalkan tulisan atau suatu karya atau apa pun namanya, mungkin aku mati secara fisik, tapi pikiranku, karyaku, bukuku, artikelku, atau apa pun namanya, akan bisa mengabdi dan insya Allah akan menjadi amal yang akan terus mengalir.”
· Untuk mengubah dunia
“Semoga Allah berkahi setiap kata yang mengalir dari jemari kita. Sungguh sebuah buku dapat mengubah jiwa manusia dan nasib dunia.” –M. Fauzil Adhim-
Karl Max mampu memengaruhi dunia dengan Das Capital-nya. Samuelson disebut-sebut sebagai peletak dasar ilmu ekonomi lewat Economic-nya. Max Havelar karya Edward Douwes Dekker menjadi buku yang sangat berpengaruh mengubah perilaku bangsa Belanda terhadap Indonesia. Karya fenomenal Ibnu Sina dalam dunia kedokteran dijadikan referensi ratusan tahun lamanya, bahkan hingga saat ini.
Itulah kekuatan tulisan...
· Karena menulis menyembuhkan
Susan Bauer-Wu melakukan penelitian terhadap para pengidap kanker lewat ‘Terapi jurnal’. Dalam terapi tersebut, pasien diminta mencurahkan seluruh perrasaan mereka lewat tulisan, baik tentang ketakutan yang dihadapi, hal-hal yang mengganggu pikiran maupun harapan. Dengan begitu, pasien dapat terhindar dari stres berkepanjangan. Hasilnya, tak sedikit pasien pengidap kanker yang sembuh dengan terapi ini.
Dengan menulis, kita bisa menyalurkan emosi secara bebas dan menumpahkan luka masa lalu secara ekspresif. Dengan begitu, tulisan mampu membantu seseorang berdamai dengan masa lalunya, sehingga terbebas dari beragam tekanan batin yang dapat membuat seseorang trauma, depresi, sedih, dll.
Yuuk, kita salurkan apa yang sedang kita rasakan melalui tulisan,.. ^^
· Agar menjadi orang kaya
Pertama, kaya akan ilmu. Ketika kita ingin menulis tentang suatu ide, seringkali atau pasti kita mencari sebanyak-banyaknya referensi tentang ide yang akan kita tulis.
Kedua, kaya jiwa. Ada kepuasan tersendiri dalam jiwa penulis ketika karyanya lahir, ketika melihat karyanya terpajang di salah satu rak toko buku, ketika karya-karyanya dibaca banyak orang dan mampu menginspirasi.. juga ketika-ketika yang lain. Dan tumpukan rupiah pun tak mampu mengalahkan kepuasan batin ini.
Ketiga, kaya penggemar. Menulis adalah jalan terhormat untuk menjadi selebritis. Berbeda dengan selebritis, penulis cukup menelurkan ide brilian, menuliskan dengan bahasa yang menarik, kemudian bersiaplah menjadi seorang manusia yang tanda tangannya diburu, ucapannya didengar, dan kehadirannya dinanti.
marimenulis :)
BalasHapusmarimembaca..
BalasHapus