PraPemberangkatan
Senin, 9 Juli 2012
Hari
Senin. Upacara.
Tapi
upacara kali ini berbeda dengan upacara yang saya lakukan saat masih SD hingga
SMA. Ini upacara pelepasan peserta KKN-BBM 46. Bersama hampir 2000 satria
Airlangga lainnya, berdiri di dekat ‘kolam cinta’. Berusaha menyimak jalannya
upacara walaupun sepertinya tidak berhasil dan malah seperti cacing kepanasan,
sibuk sendiri. Sebenarnya acaranya terbilang simple dan gak memakan banyak waktu. Diawali laporan Ketua LPPM,
sambutan Rektor dan Bupati Sampang, kemudian penyerahan buku panduan KKN secara
simbolis untuk tiap Kabupaten, dan ditutup dengan doa.
Namun
sepertinya tidak se-simple apa yang
ada dalam otak saya. Rasanya memikirkan hari esok dan beberapa hari kedepan
sudah membuat otak saya cukup penuh. Bagaimana saya mempersiapkan keberangkatan
besok_pack-ing, beradaptasi dengan
Desa yang entah rupanya saya belum tahu sama sekali, perjalanan yang akan saya
lalui, hingga pemikiran dengan siapa saya akan duduk di bus pun hinggap di
pikran saya. Ckck.. dan yang pasti pemikiran bahwa saya akan membawa nama baik universitas
yang telah mengajari saya banyak hal ini. Ketika ‘almamater’ sudah melekat di badan,
rasanya setumpuk tanggung jawab juga disandang. ‘almamater’ adalah sebuah
kebanggaan, namun juga suatu ujian. Ketika rasa bangga itu membumbung terlalu
tinggi, saya takut hal itu justru akan berbuah kesombongan. Merasa diri ‘lebih’
dari orang lain. Apalagi dengan mereka yang belum sempat mengenyam pendidikan
tinggi. Padahal andai kita tahu, merekalah guru kehidupan terbaik. Yang
dibandingkan mereka saya pun tidak ada apa-apanya. Bukankah Allah juga telah memberikan setiap manusia kelebihan dan kekurangannya masing-masing?..
Allah, semoga Engkau selalu menjaga hati ini dari segala kelemahan diri ini.
Bahwa di dunia ini tak ada yang berhak menyombongkan diri kecuali Engkau.
Bismillah,.. saya pun berusaha tersenyum, menyambut hari esok dengan segala persiapan yang saya bisa.
Takabur atau sombong bukanlah "pakaian" yang layak dikenakan oleh makhluk, melainkan "pakaian" yang hanya pantas dan layak dikenakan Sang Kholiq. Cukuplah seseorang itu disebut sombong ketika menolak kebenaran dan merendahkan orang lain...
Komentar
Posting Komentar