Sosok Jadi-jadian
Rabu, 11 Juli 2012
Dari judulnya seperti menyeramkan. Eit.. tapi ini bukan layaknya cerita-cerita di Indosiar atau film jaman dulu.
Nah, inilah sosok jadi-jadian yang saya maksud. Bukan berarti bapaknya kalau malam tiba-tiba berubah menjadi serigala atau babi dan sejenisnya. Tapi jadi-jadian yang saya maksud adalah bahwa sebenarnya beliau bukanlah Kepala Desa resmi di Desa Sumberejo, tempat petualangan saya dan saudara-saudara saya. Namanya Bapak Saipurrohim. Jadi ceritanya, di Desa Sumberejo baru akan diadakan pemilihan Kepala Desa dan sebelumnya jabatan Kepala Desa kosong karena sesuatu hal sehingga Bapak Saipurrohim ini mengisi kekosongan tersebut dan menggantikan peran Kepala Desa. Bahkan beliaunya sendiri yang bilang, "Jadi bisa dibilang saya ini Kepala Desa jadi-jadian,"
Selanjutnya Bapak Saipurrohim akan menjadi tokoh utama dalam coretan saya kali ini. ^^
Hari pertama keluar dari persembunyian (baca: rumah penginapan), agenda pertama adalah sowan ke Balai Desa. Berharap bisa berkenalan dan mengakrabkan diri dengan perangkat desa, namun ketika sampai di TKP saya sedikit kaget, disana seperti tidak ada kehidupan_sepi. Padahal waktu sudah menunjukkan sekitar jam 9 lebih. Oww...
Selang beberapa saat, setelah kita mondar-mandir, foto sana-sini, akhirnya Pak Kades datang juga. Kunjungan kami disambut Pak Kades dan soulmate-nya (foto bawah), Pak Antok. Karena namanya yang sama dengan nama panggilan Ketua saya, jadinya saya lebih suka menyebut Antok senior dan Antok junior. Terlepas dari pemakian huruf terakhir entah pake 'k' (antok) atau apostrophe (anto`). hehe...
Dan acara dilanjutkan pemaparan proker oleh tiap bidang garapan.
Ada beberapa percakapan yang membuat saya dan sebagian teman-teman tertawa tertahan. Ketika kami meminta waktu pertemuan semacam ramah tamah hari Sabtu sore, tiba-tiba bapaknya bilang, "Wah, jangan Sabtu sore, Mas! Saya nonton bola,"... Nah lho, saya dan teman-teman kalah dengan sebuah benda bulat yang besarnya tak seberapa. Mmm...
Kemudian Pak Kades ini juga bilang, "Disini ini mengikuti jadwal WIB, Mas. Waktu Insyaallah Berubah (WIB) jadi ya harap maklum kalau undangannya jam 3, datangnya jam 4. Soalnya waktu berubah-ubah, gak mesti,"...Lhowalah... ini juga sepertinya yang membuat Pak Kades dan para punggawanya ngantor 'tanpa batasan waktu'.
Hmm... semoga ini bisa jadi pengingat diri sendiri juga. Untuk lebih bisa menghargai sang waktu, nikmat yang sering terlupakan dalam hidup ini.
Demi Masa, Sungguh, manusia berada dalam kerugian. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebaikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran.
(Q.S. Al-'Asr : 1-3)
Komentar
Posting Komentar