Semangat Keceriaan #1
Jumat, 13 Juli 2012
Sudah
lama sekali rasanya menanggalkan seragam merah putih. Sembilan tahun lalu. Dan
sekarang kenangan ‘merah-putih’ itu kini menyeruak.
Yap,
karena proker kita hari ini adalah cuci tangan dan menabung yang bertempat di
SD Sumberjo II.
Begitu
terpukau saat menyusuri jalanan dari rumah penginapan ke SD. Jaraknya kurang
lebih 3 km dengan jalan aspal yang sudah rusak disanasini. Penuh perjuangan dan
kesabaran untuk mencapainya. Tapi rasa lelah itu terbayar dengan semangat
keceriaan siswa SDN Sumberjo II yang begitu antusias. Rasanya kita menjadi
tokoh utama dalam sebuah film yang selalu dinanti-nantikan kedatangannya. *hehe..lebai..
Terlalu
berlebihan memang mengingat kita
tetaplah sama, manusia biasa dengan ilmu yang masih terbatas. Justru merasa
banyak hal yang bisa saya pelajari dari mereka. Semangat mereka, kepatuhan
mereka, keberanian mereka, hingga kenakalan mereka. Merasa harus lebih banyak
bersyukur dengan kehidupan yang saya punya selama ini.
Hari ini saya kebagian bantu penyuluhan cuci tangan, sebagai pendamping kelas 1 dan 4. Bersama Vero, partner saya mencoba mengendalikan dan mengarahkan makhluk-makhluk imut itu. Tak mudah memang, yang kelas satu masih malu-malu diajak ngomong dan hanya senyum-senyum sedang yang kelas empat sudah mulai agak nakal. Hmm...tapi itulah mereka, dan memang wajar, wajah-wajah yang masih putih dengan kenakalan ala anak SD. Ada beberapa siswa yang dengan malu-malu kemudian bertanya, "sabunnya beli dimana,kak?..apa mereknya?...wangii...". Saya tersenyum mendengarnya.
Pancaran wajah polos namun berani untuk bertanya, berbuat. Karena memang bukan untuk sesuatu yang salah. Mereka hanya bermodal ingin tahu. Ahh..beda sekali dengan saya di usia yang (beranjak) dewasa ini. Saya pun mencoba bercermin pada mereka. Pada keberanian dibalik wajah polos makhluk-makhluk imut itu.
Hari ini saya kebagian bantu penyuluhan cuci tangan, sebagai pendamping kelas 1 dan 4. Bersama Vero, partner saya mencoba mengendalikan dan mengarahkan makhluk-makhluk imut itu. Tak mudah memang, yang kelas satu masih malu-malu diajak ngomong dan hanya senyum-senyum sedang yang kelas empat sudah mulai agak nakal. Hmm...tapi itulah mereka, dan memang wajar, wajah-wajah yang masih putih dengan kenakalan ala anak SD. Ada beberapa siswa yang dengan malu-malu kemudian bertanya, "sabunnya beli dimana,kak?..apa mereknya?...wangii...". Saya tersenyum mendengarnya.
Pancaran wajah polos namun berani untuk bertanya, berbuat. Karena memang bukan untuk sesuatu yang salah. Mereka hanya bermodal ingin tahu. Ahh..beda sekali dengan saya di usia yang (beranjak) dewasa ini. Saya pun mencoba bercermin pada mereka. Pada keberanian dibalik wajah polos makhluk-makhluk imut itu.
Komentar
Posting Komentar