INTRO

Mencoba memutar ulang memori.
Bagaimana beberapa bulan yang lalu, untuk pertama kalinya berkumpul dengan keluarga baru yang dipersatukan karena sebuah misi ‘KKN’. Karena misi itu juga jadinya gak perlu susah-susah mencari kegiatan untuk mengisi liburan semester ini. ^^
KKN-BBM “Kuliah Kerja Nyata-Belajar Bersama Masyarakat”.
Yap,... ini merupakan kegiatan wajib bagi siapa saja yang mau lulus S1. Dimana sejatinya kegiatan ini merupakan bentuk pengabdian yang dilakukan mahasiswa kepada masyarakat dengan menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang didapat selama kuliah.
Dan,... saya kedapatan tempat KKN di sebuah Desa nan jauh disana, Desa Sumberejo-Bojonegoro. Bersama tujuh belas orang lainnya dan di tengah-tengah persiapan mendapat bala bantuan lima orang hingga akhirnya kami menjadi berdua puluh tiga. Hampir setiap malam mengadakan rapat untuk menyelesaikan proker, membahas proker satu per satu, mencoba mengajukan sponsorship, dan segala persiapan yang lain.
Masih terekam jelas bagaimana kami bertemu untuk pertama kalinya. Semua masih canggung, rasanya masih sungkan untuk angkat bicara, mencoba menghafal nama-nama dalam keluarga baru tersebut walaupun nyatanya agak susah. Hingga berjalan beberapa hari dan minggu, semua menjadi lebih akrab, bisa lebih lepas, walaupun memang tidak sepenuhnya akrab dan belum sepenuhnya saling mengenal. Saya pun juga bingung bagaimana bisa mengenal mereka dengan akrab nantinya. Dan memang inilah seninya dalam membentuk keluarga baru yang awalnya belum sama-sama kenal hingga akhirnya menjadi akrab satu sama lain.
Ini yang saya suka dari KKN. Entah bagaimana setiap pribadi memaknai kegiatan ini, tapi bagi saya sederhana ‘saya akan punya keluarga baru’. Sederhana. Karena saya selalu senang dengan setiap keluarga baru yang Allah hadirkan untuk saya, atas setiap orang-orang baru yang Allah hadirkan untuk mewarnai buku kehidupan saya. Sederhana.
Awalnya mungkin agak kaget dan sempat berpikir untuk pindah lokasi KKN di Surabaya atau di tempat lain yang disana ada sahabat saya. Namun pemikiran panjang mengantarkan saya untuk tetap bertahan pada keputusan itu. Saya yakin ini pilihan-Nya, ini bukan suatu kebetulan. Hingga saya bertemu dengan kedua puluh dua saudara baru saya. Yang saya sendiri juga masih bingung bagaimana menyelami dan memahami kepribadian dan perbedaan yang akan hadir di tengah-tengah keluarga ini. Dan saya pun berangkat dengan berbekal keyakinan pada takdir-Nya. Berharap keluarga ini bisa menyatu dalam perbedaan...


“... dan Allah yang memepersatukan hati para hamba beriman. Jikapun kau nafkahkan perbendaharaan bumi seluruhnya untuk mengikat hati mereka, takkan bisa kau himpunkan hati mereka. Tetapi Allah-lah yang telah menyatupadukan mereka...”

Q.s. Al-Anfaal (8): 63




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Panda Gendut

PraPemberangkatan

Pengin Kuliah