Tentang Cinta



Tentang cinta, yang terkadang membuat kita lupa.
Lupa akan teman sejati, keluarga, bahkan pada sang pencipta.

“banyak sekali orang yang jatuh cinta lantas sibuk dengan dunia barunya itu. Sibuk sekali, sampai lupa keluarga sendiri, teman sendiri. Padahal, siapalah orang yang tiba-tiba mengisi hidup kita itu? Kebanyakan orang asing, orang baru.”
-Kau, Aku, dan Sepucuk Angpao Merah karya Tere Liye-

Yap. ‘siapalah orang yang tiba-tiba mengisi hidup kita itu?’..
Bahkan orang itu terkadang benar-benar baru dalam hidup kita. Tapi kita begitu mengistimewakannya dibandingkan teman sejati yang selama ini mengisi hari-hari kita, keluarga kita yang telah berkorban banyak hal dari kita kecil. Apa yang telah dilakukan orang baru itu? Apa yang tidak dilakukan teman kita, keluarga kita?...

“Cinta hanyalah segumpal perasaan dalam hati. Sama halnya dengan gumpal perasaan senang, gembira, sedih, sama dengan kau suka makan gulai kepala ikan, suka mesin. Bedanya, kita selama ini terbiasa mengistimewakan gumpal perasaan yang disebut cinta. Kita beri dia porsi lebih penting, kita besarkan, terus menggumpal membesar. Coba saja kau cueki, kau lupakan, maka gumpal cinta itu juga cepat layu seperti kau bosan makan gulai kepala ikan.”

Andaikan cinta adalah sebuah obat, hanya perlu pengaturan dosis yang sesuai agar kadarnya tidak menyebabkan toksik dan tidak juga dibawah rentang terapi.

Jadi ingat pesan singkat yang sudah lama tertulis di hp..
“Cinta kadang gak adil. Kenapa cinta sama pasangan lebih besar daripada cinta kita kepada Allah..! Pacar marah, kita mati-matian minta maaf...trus gimana kalau Allah marah? Akankah kita berdoa seharian supaya Allah memaafkan kita..? Pacar nyuruh datang ke rumahnya, pasti kita datang dengan senang hati..! tapi jika Allah nyuruh datang ke rumahNya dengan seruan Adzan, kita seolah-olah tak mendengar..! –cinta kepada Allah lebih penting dari apapun-

Belajar bersikap seimbang.
Memperlakukan cinta dengan bijak..


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Panda Gendut

PraPemberangkatan

Pengin Kuliah