Menangis dalam Hati



Jangan kau kira aku tidak pernah menangis, sebab aku sering menangis di dalam hati dan engkau tidak akan pernah mengetahui bahwa aku sedang menangis. Aku tidak perlu mengatakan padamu bahwa aku sedang menangis. Aku tidak perlu menunjukkan air mata di hadapanmu. Aku bukan orang yang mudah menumpahkan air mata, tetapi bukan berarti aku tidak pernah menangis di dalam hati. Jika engkau ada di dalam hatiku, engkau akan tahu betapa banyak air mata yang mengalir disana.” 

Setiap kita rasa-rasanya pernah atau seringkali menangis dalam hati. Mungkin wajah kita menampakkan keceriaan, namun 'wajah' di hati kita sedang bersedih. Kita mampu menghibur teman yang sedang patah hati walaupun sebenarnya hati kita terpatah-patah. Suatu keadaan yang paradoks dengan penampakan kita.

Ada yang bilang, “kadang-kadang, orang yang selalu menggembirakan hati orang lain itulah yang banyak menangis dalam hati”. Orang yang menangis dalam hati sehingga jarang menangis di hadapan orang lain bukan berarti adalah seorang yang berhati baja, bukan juga karena tak bisa mengeluarkan air mata atau hatinya beku dan membatu. Mungkin saja sudah terlalu lelah menumpahkan air mata-terlalu lama menangis dalam hati karena beratnya beban hidup yang dialami hingga tak mampu lagi menitikkannya.

Bukankah dengan menangis bisa meringankan sedikit beban?...dan menangis dalam hati hanya akan menambah beban kesedihan?
'sungguhpun demikian, bukan berarti bahwa menangis dalam hati selalu menambah beban kesedihan dan penderitaan itu sendiri. Ada kalanya menangis dalam hati itu penting. Yang harus kita sadari adalah subyek-subyek apa yang penting untuk kita tangisi hanya dalam hati,'



(Tangis Rindu Pada-Mu, Muhammad Muhyidin)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Panda Gendut

PraPemberangkatan

Pengin Kuliah