Demi Masa
Untukmu
yang kukagumi semangatnya, tanpa mengurangi rasa hormat.
Sungguh
tak ada maksud untuk menggurui. Aku sendiri pun juga masih harus banyak belajar
tentang hal ini.
Ini
bukan lagi kewajiban bekerja, bukan juga pemaksaan untuk tetap membanting
tulang setelah perjuangan panjangmu.
Tapi
ini soal waktu. Bukankah harta yang paling berharga setelah keimanan adalah
waktu?
Begitu
banyak waktu luangmu sekarang. Entah benar-benar luang atau hanya prasangkaku.
Kalau
kita ingat kembali sabda Rasulullah saw.: “Tidaklah kaki manusia bergeser nanti
pada Hari Kiamat dari hadapan Tuhan sebelum ditanya tentang empat hal: (1)
tentang umurnya: dipergunakan untuk apa, (2) masa mudanya: dihabiskan untuk
apa, (3) hartanya: didapat dari mana dan dibelanjakan ke mana, serta (4) apa
yang dilakukan dengan ilmunya.” –HR al-Tirmidzi
Bahkan penggunaan
waktu ditanyakan dua kali, umur dan masa muda. Betapa Allah sangat
memperhitungkan waktu yang kita miliki. Ketika membaca Al-Quran, kita bisa
menyaksikan bagaimana Allah Swt. sering kali bersumpah dengan waktu dan masa.
Dia tentu tidak bersumpah dengan sesuatu kecuali jika sesuatu itu berharga.
Allah
bersumpah dengan seluruh bagian waktu:
Demi malam
apabila menutupi (siang) dan demi siang apabila terang benderang. (Q.S. al-Layl:
1-2)
Demi waktu duha
dan demi malam apabila telah sunyi. (Q.S. al-Dhuha: 1-2)
Demi fajar dan
demi malam yang sepuluh. (Q.S. al-Fajr: 1-2)
Demi matahari
dan cahayanya di pagi hari serta demi bulan apabila mengiringinya. (Q.S. Al-Syams:
1-2)
Demi masa
(waktu asar). (Q.S.
al-Ashr: 1)
Aku bersumpah
dengan cahaya merah pada waktu senja. (Q.S. al-Insyiqaq: 16)
Seolah-olah Allah ingin mengatakan. "Lihatlah baik-baik dan renungkanlah dengan apa Aku bersumpah, yaitu dengan sesuatu paling berharga yang Kuberikan kepadamu: waktu!"
Aku yakin engkau pun tahu sumpah Allah dengan seluruh bagian waktu ini.
Untukmu yang kukagumi kesabarannya, semoga waktu yang tersisa ini menjadi berkah.
aamiin.
#meimenulis
Komentar
Posting Komentar